Belum lengkap rasanya bila tidak mengenang sedikit masa lalu Iwan fals yang bernama lengkap Virgiawan Listanto ini. Sejak memulai karirnya sebagai penyanyi pada tahun 70-an, Iwan Fals dikenal sangat kritis. Bermula dari mengamen di jalanan, dia sudah mampu membuat lagu sendiri. Kemudian Iwan Fals mencoba menembus perusahaan rekaman dan mencetak album pertamanya pada tahun 1979.
Mungkin karena masalah ekonomi sulit yang berkepanjangan, masyarakat merasa akrab dengan lirik-lirik yang dibuatnya. Kritikannya dilontarkan dengan sangat keras. dari itulah Iwan Fals sering terpaksa berurusan dengan pihak kepolisian gara-gara kritikannya. Iwan Fals selalu mengenang kisah masa-masa dimana dia selalu digiring ke kantor polisi saat saya kunjungi di kediamannya beberapa tahun yang lalu.
Berikut ini adalah salah satu lirik lagu Iwan Fals yang saya kutip pada tahun lalu, dimana lagu ini tidak dirilis dalam album Iwan Fals. Perusahaan rekaman menolak lagu ini karena dianggap liriknya terlalu keras untuk di publikasikan, kemungkinan studio takut jika perusahaannya ikut-ikutan di brendel oleh pemerintahan orde baru pada masa itu. Lagu ini temponya sedang, iramanya sedikit ceria. Untuk mendengarkan lagunya, silahkan cari di koleksi youtube saya yang ada di halaman bawah. Sebelumnya, posisi tv dan radio diatas harus keadaan off, biar suaranya tidak simpang siur.
Oh..Indonesia
iwan fals
Sebentar lagi PEMILU
Orang - orang masuk ke kotak suara
Untuk mencari pemimpin baru
Untuk mendapatkan gairah baru
Sebentar lagi PEMILU
Sedangkan aku masih ragu
Untuk mencoblos salah satu
Karena penguasa menginginkan status Quo
Sebelum PEMILU
Orang - orang sudah pada ribut
Politisi, polisi dan tentara kalang kabut
Penguasa, pengusaha dan semua pasang kuda - kuda
Sementara gossip yang beredar
SOEHARTO adalah BOS MAFIA
Gerombolan mahasiswa, penganggur dan buruh menjadi massa
Bergelombang – gelombang menginginkan perubahan
Para cendekiawan memuntahkan peluru dari mulutnya
Sementara aku dan istriku hampir setiap hari bersenggama
Empat periode Soeharto jadi presiden
Lebih hebat dari Marcos menyaingi Fidel Castro
Orang ingin presiden ganti
Tapi orang juga mau Soeharto terus
Orang sudah bosan, tapi orang juga bingung cari pengganti
Lantas aku berpikir kalau Soeharto MATI
Apa jadinya REPUBLIK atau KERAJAAN ini?
Pasti orang berkelahi untuk menjadi pengganti
Lebih baik SOEHARTO dijadikan MUMMY dan didudukan di kursi
Oh Indonesia dalam pembangunan ekonomi
Oh Indonesia TANAH AIR PARA FAMILY
Sementara banyak rakyatnya menjadi kuli di negeri sendiri
Oh Indonesia dalam pembangunan keadilan
Oh Indonesia TANAH AIR PARA HARTAWAN
Sementara banyak rakyatnya menjadi korban anjing piaraan
Oh Indonesia dalam pembangunan kerohanian
Oh Indonesia TANAH AIR PARA KORUPTOR
Sementara banyak rakyatnya hidup di tempat yang kotor
Oh Indonesia dalam pembangunan keamanan
Oh Indonesia TANAH AIR PARA JAGOAN
Sementara banyak rakyatnya dirampok, diperkosa dan disingkirkan
Oh Indonesia dalam pembangunan pendidikan
Oh Indonesia TANAH AIR PARA PENJIPLAK
Sementara banyak rakyatnya dicekoki tukang tipu di televisi
Jeritan dan Nyanyian hatinya mungkin tak akan pernah berhenti selagi ia melihat ketidakadilan dan penindasan hidup bagi rakyat kaum bawah. Segala pembelaan hingga caci maki ia lantangkan dengan jujur melalui syair-syair lagu. Tak salah bila ia dianggap pahlawan oleh para penggemarnya, terutama kaum wong cilik.
Penindasan hidup, kematian, kesengsaraan, politik, hingga cinta ia balut dengan manis walau terkadang terselip sumpah serapah dan makian yang terlepas diantara kejujuran hidup yang ia gambarkan melalui lagunya.
Legenda hidup ini memang terkenal dekat dengan banyak kalangan. Kaum menengah dan atas pun menganggapnya sebagai pembawa suara hati rakyat yang jujur akan keadaan sosial serta persoalan-persoalan hidup yang terkadang membuat ia menangis dan merenung. Segala resiko dan konsekuensi berani ia ambil walaupun terkadang membuatnya kecewa. Namun, justru dengan keberaniannya itulah ia menjadi magnet kuat bagi kebanyakan orang yang merasa terwakili oleh kejujuran dan keberaniannya meneriakkan persoalan-persoalan yang sering membakar emosi masyarakat.
Hanya sebuah kata kesederhanaan yang pantas diberikan pada Iwan Fals. Kesederhanaan dalam menjalani hidup, kesederhanaan dalam berekspresi, kesederhanaan dalam segala hal yang melahirkan kejujuran. Kesederhanaan itulah yang tetap terlihat di mata para pengagumnya hingga saat ini.
Album Iwan Fals :
1. Perjalanan – 1979 22. Cikal - 1991
Lagu-Lagu Iwan Fals Yang Tidak Beredar :
Mungkin karena masalah ekonomi sulit yang berkepanjangan, masyarakat merasa akrab dengan lirik-lirik yang dibuatnya. Kritikannya dilontarkan dengan sangat keras. dari itulah Iwan Fals sering terpaksa berurusan dengan pihak kepolisian gara-gara kritikannya. Iwan Fals selalu mengenang kisah masa-masa dimana dia selalu digiring ke kantor polisi saat saya kunjungi di kediamannya beberapa tahun yang lalu.
Berikut ini adalah salah satu lirik lagu Iwan Fals yang saya kutip pada tahun lalu, dimana lagu ini tidak dirilis dalam album Iwan Fals. Perusahaan rekaman menolak lagu ini karena dianggap liriknya terlalu keras untuk di publikasikan, kemungkinan studio takut jika perusahaannya ikut-ikutan di brendel oleh pemerintahan orde baru pada masa itu. Lagu ini temponya sedang, iramanya sedikit ceria. Untuk mendengarkan lagunya, silahkan cari di koleksi youtube saya yang ada di halaman bawah. Sebelumnya, posisi tv dan radio diatas harus keadaan off, biar suaranya tidak simpang siur.
Oh..Indonesia
iwan fals
Sebentar lagi PEMILU
Orang - orang masuk ke kotak suara
Untuk mencari pemimpin baru
Untuk mendapatkan gairah baru
Sebentar lagi PEMILU
Sedangkan aku masih ragu
Untuk mencoblos salah satu
Karena penguasa menginginkan status Quo
Sebelum PEMILU
Orang - orang sudah pada ribut
Politisi, polisi dan tentara kalang kabut
Penguasa, pengusaha dan semua pasang kuda - kuda
Sementara gossip yang beredar
SOEHARTO adalah BOS MAFIA
Gerombolan mahasiswa, penganggur dan buruh menjadi massa
Bergelombang – gelombang menginginkan perubahan
Para cendekiawan memuntahkan peluru dari mulutnya
Sementara aku dan istriku hampir setiap hari bersenggama
Empat periode Soeharto jadi presiden
Lebih hebat dari Marcos menyaingi Fidel Castro
Orang ingin presiden ganti
Tapi orang juga mau Soeharto terus
Orang sudah bosan, tapi orang juga bingung cari pengganti
Lantas aku berpikir kalau Soeharto MATI
Apa jadinya REPUBLIK atau KERAJAAN ini?
Pasti orang berkelahi untuk menjadi pengganti
Lebih baik SOEHARTO dijadikan MUMMY dan didudukan di kursi
Oh Indonesia dalam pembangunan ekonomi
Oh Indonesia TANAH AIR PARA FAMILY
Sementara banyak rakyatnya menjadi kuli di negeri sendiri
Oh Indonesia dalam pembangunan keadilan
Oh Indonesia TANAH AIR PARA HARTAWAN
Sementara banyak rakyatnya menjadi korban anjing piaraan
Oh Indonesia dalam pembangunan kerohanian
Oh Indonesia TANAH AIR PARA KORUPTOR
Sementara banyak rakyatnya hidup di tempat yang kotor
Oh Indonesia dalam pembangunan keamanan
Oh Indonesia TANAH AIR PARA JAGOAN
Sementara banyak rakyatnya dirampok, diperkosa dan disingkirkan
Oh Indonesia dalam pembangunan pendidikan
Oh Indonesia TANAH AIR PARA PENJIPLAK
Sementara banyak rakyatnya dicekoki tukang tipu di televisi
Jeritan dan Nyanyian hatinya mungkin tak akan pernah berhenti selagi ia melihat ketidakadilan dan penindasan hidup bagi rakyat kaum bawah. Segala pembelaan hingga caci maki ia lantangkan dengan jujur melalui syair-syair lagu. Tak salah bila ia dianggap pahlawan oleh para penggemarnya, terutama kaum wong cilik.
Penindasan hidup, kematian, kesengsaraan, politik, hingga cinta ia balut dengan manis walau terkadang terselip sumpah serapah dan makian yang terlepas diantara kejujuran hidup yang ia gambarkan melalui lagunya.
Legenda hidup ini memang terkenal dekat dengan banyak kalangan. Kaum menengah dan atas pun menganggapnya sebagai pembawa suara hati rakyat yang jujur akan keadaan sosial serta persoalan-persoalan hidup yang terkadang membuat ia menangis dan merenung. Segala resiko dan konsekuensi berani ia ambil walaupun terkadang membuatnya kecewa. Namun, justru dengan keberaniannya itulah ia menjadi magnet kuat bagi kebanyakan orang yang merasa terwakili oleh kejujuran dan keberaniannya meneriakkan persoalan-persoalan yang sering membakar emosi masyarakat.
Hanya sebuah kata kesederhanaan yang pantas diberikan pada Iwan Fals. Kesederhanaan dalam menjalani hidup, kesederhanaan dalam berekspresi, kesederhanaan dalam segala hal yang melahirkan kejujuran. Kesederhanaan itulah yang tetap terlihat di mata para pengagumnya hingga saat ini.
Album Iwan Fals :
1. Perjalanan – 1979 22. Cikal - 1991
2. Yang Muda Yang Bercanda - 1980
23.
Swami II - 1991
3. Canda Dalam Ronda - 1980
24. Belum Ada Judul - 1992
4. Canda Dalam Nada - 1980
25. Hijau - 1992
5. Frustasi - 1981
26. Dalbo - 1993
6. Sarjana Muda - 1981
27. Orang Gila -
1993
7. Opini - 1982
28. Terminal (single) 1993
8. Sumbang - 1983
29.
Mata Hati (single) 1994
9. Sugali - 1984
30. Orang Pinggiran (single) 1994
10. Barang Antik - 1984
31. Anak
Wayang (single) 1994
11. Sore Tugu Pancoran - 1985
32. Lagu Pemanjat (single) 1996
12. Ethiopia - 1986
33.
Kantata Samsara - 1997
13. KPJ - 1985
34. Konser Akbar Kantata - 1998
14. Aku Sayang Kamu - 1986
35. Kantata Revolvere - 1999
15. Lancar 1987
36. Best of The Best Iwan Fals - 2000
16. Wakil Rakyat - 1987
37. Suara Hati - 2002
17. 1910 - 1988
38. in Collaboration With - 2003
18. Mata Dewa – 1989 39. Manusia 1/2 Dewa - 2004
19. Antara Aku, Kau dan Bekas Pacarmu – 1989 40. in Love - 2005
20. Swami - 1989
41.
50:50 - 2007
21. Kantata Takwa - 1990
42. Keseimbangan - 2010
Lagu-Lagu Iwan Fals Yang Tidak Beredar :
- Demokrasi Nasi (1978)
- Semar Mendem (1978)
- Pola Sederhana (Anak Cendana) (1978)
- Mbak Tini (1978)
- Siti Sang Bidadari (1978)
- Kisah Sapi Malam (1978)
- Mince Makelar (1978)
- Luka Lama (1984)
- Anissa (1986)
- Biarkan Indonesia Tanpa Koran (1986)
- Oh Indonesia (1992)
- Imelda Mardun (1992)
- Maumere (1993)
- Joned (1993)
- Mesin Mesin Pembunuh (1994)
- Suara Dari Jalanan (1996)
- Demokrasi Otoriter (1996)
- Pemandangan (1996)
- Jambore Wisata (1996)
- Aku Tak Punya Apa-Apa (1997)
- Cerita Lama Tiananmen (1998)
- Serdadu dan Kutil (1998)
- 15 Juta (1998)
- Mencari Kata Kata (1998)
- Malam Sunyi (1999)
- Sketsa Setan Yang Bisu (2000)
- Indonesiaku (2001)
- Kemarau (2003)
- Lagu Sedih (2003)
- Kembali Ke Masa Lalu (2003)
- Harapan Tak Boleh Mati (2004)
- Saat Minggu Masih Pagi (2004)
- Repot Nasi / Sami Mawon (2005)
- Hari Raya Bumi (2007)
- Hari Raya Bumi (2007)
- Berita Cuaca (2008)
- Paman Zam
- Kapal Bau Pesing
- Makna Hidup Ini
- Selamat Tinggal Ramadhan
- Nyatakan Saja
- Berputar Putar
- Air dan Batu
- Lagu Pegangan
- Semut Api dan Cacing Kecil
- Kata-Kata
- Pukul Dua Malam
- Penjara
- Belatung
- Nyanyian Sopir
- Bunga Kayu di Beranda
- Aku Bergelora
- Suara Dari Jalanan
- Rumi Sang Pencerah (Juni 2011)
- Hentikan ! (2011)
- Isyarat (2011)
- Gugusan Bintang (2011)
- Garong Wan Takuup (2011)
- Polteng "Polisi Tengik" (2012-Lagu Jamming bersama Komunitas OI yang Belum Sempat direkam)